Kisah Bong chandra yang dulu benci membaca
Pada saat saya masih diibanku SMA, pekerjaan membaca merupakan salah satu hal yang saya hindari. Saya lebih tertarik membaca komik ketimbang buku - buku perkembangan diri. Saya juga berpendapat bahwa orang yang suka membaca buku adalah orang yang kurang pergaulan.
Namun dalam perjalanan waktu, pendapat saya mulai berubah. Pengalaman tersebut dimulai ketika Saya mulai bergaul dengan para pengusaha - pengusaha sukses. Cara pandang saya berubah ketika melihat sebagian besar orang - orang sukses ternyata memiliki perpustakaan kecil di rumahnya. Mereka juga berkata bahwa rata - rata pengarang buku sudah berusia 40 tahun, jadi bila kita membaca 1 buku saja, kita sudah menyerap pengalaman orang lain selama 40 tahun.
Pengalaman kecil tersebut mendorong saya untuk mulai menyukai buku. Pada saat itu diusia 18 tahun, kondisi keuangan Saya sangat memprihatinkan. Maka untuk membeli satu buah buku, Saya harus menabung selama beberapa minggu. Bagi Saya ini bukanlah komitmen yang mudah. Namun Saya percaya investasi pengetahuan adalah investasi terbaik yang tahan inflasi atau bahkan krisis.
Saya hampir ketiduran pada saat membaca buku pertama yang saya beli. Namun perlahan saya menyadari kesalahan bukan terletak pada buku yang saya baca, melainkan cara saya membaca buku. Saat itu saya mencoba menghabiskan semua bab dalam ssatu hari. Menyadari kesalahan tesebut, saya pun memutuskan untuk membaca 1 bab saja sehari. Renungi dan praktekan dulu bab pertama, baru melangkah ke bab kedua. Dengan cara tersebut, membaca terasa sangat menyenangkan dan efektif.
Sisihkan uang bulanan Anda, investasikanlah uang Anda dengan membeli minimal 1 buku setiap bulan. Anda tidak harus membeli buku karangan Saya, Anda bisa membeli buku - buku dari pengarang lain. Saya merekomendasikan Anda untuk membaca buku - buku perkembangan diri, motivasi, bisnis, kepemimpinan, dan komunikasi.
Selamat membaca,
Bong Chandra
Pengarang buku Unlimited Wealth & The Science of Luck