Thursday, April 7, 2011

Umpan-balik Mempertajam Kreatifitas

Umpan-balik Mempertajam Kreatifitas

By M. Suyanto, STMIK AMIKOM Yogyakarta

Tulisan sebelumnya telah membahas bahwa sesungguhnya kegagalan itu tidak ada, ketika masih kecil tidak mempunyai konsep kegagalan, dan kegagalan itu memberi informasi dan umpan balik, sehingga hanya mengenal konsep kesuksesan, kreatifitas, berani mencoba, konsep motivasi, konsep bangkit kembali, konsep kreatifitas, konsep kepasrahan diri dan segudang konsep lain yang sangat luar biasa yang menjadikan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan untuk menjadi pemimpin di bumi.

Kegagalan sesungguhnya dapat memberi umpan balik untuk mempertajam kreatifitas, bila kembali menggunakan konsep ketika kita masih kecil. George Land melaporkan dalam Break-Point and Beyond, bahwa kreativitas anak usia 5 tahun mencetak skor 98 %, anak usia 10 tahun mencetak skor 32 %, anak usia 15 tahun mencetak skor 10 %, dan orang dewasa usia 42 tahun mencetak skor hanya 2 %. Betapa tingginya skor kreatifitas anak usia 5 tahun dan sebaliknya betapa rendahnya skor kreatifitas orang dewasa yang usianya 42 tahun, kecuali mereka sejak kecil telah diasah kratifitasnya. Dengan demikian kita harus belajar banyak tentang kreatifitas kepada anak yang berusia 5 tahun ke bawah dan bahkan perlu untuk menjadi anak usia 5 tahun ketika mengalami kegagalan.
Anak kecil belum mengenal ejekan, cemoohan, hinaan dan bahan tertawaan dari orang. Merekan melihat masalah tersebut dengan cara sederhana, menyegarkan dan tanpa prasangka. Saya bersama-sama kawan sudah terbiasa diejek, dicemooh, dihina dan dijadikan bahan tertawaan dari orang, barangkali saya bersama kawan-kawan tersebut seperti anak kecil yang suka bermimpi. Ketika bimbingan tes hanya mempunyai 2 orang siswa, sambil mengatakan besok yang mendaftar antri seperti yang mendaftar tes masuk Perguruan Tinggi Negeri, hampir semua orang mengejek, mencemooh, menghina dan mentertawakan secara sinis. Sekarang siswa bimbingan tes itu mencapai 320.000 orang, saya yakin juga tetap mentertawakannya, tetapi dengan wajah dan hati yang berbeda. Demikian pula ketika mendirikan perguruan tinggi dengan gedung seperti rumah, karena memang rumah dan sewanya belum di bayar, karena memang tidak mempunyai uang, saya mengatakan ingin menjadi perguruan tinggi komputer terbaik di Indonesia. Hampir semua orang mengejek, mencemooh, menghina dan mentertawakan sambil menambah ejekan, AMIKOM adalah Akademi Mini KOMpo. Sekarang perguruan tinggi ini menjadi percontohan dunia versi UNESCO yang dikelola dengan model private entrepreneur.
Menurut Abraham Maslow, sifat yang dimiliki anak kecil belum mengenal ejekan, cemoohan, hinaan dan bahan tertawaan dari orang sering hilang ketika dewasa, yang terbukti dari hasil skor kreatifitas yang ditemukan George Land. Sifat kreatif nyaris memiliki arti sama dengan kesehatan, aktualisasi diri dan sifat manusiawi yang lengkap. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan kreativitas ini adalah fleksibilitas, spontanitas, keberanian, berani membuat kesalahan, keterbukaan dan rendah hati. Saya menyarankan ketika mengalami kegagalan, maka kita lebih baik menjadi anak kecil yang tidak mengenal ejekan, cemoohan, hinaan, bahan tertawaan dari orang dan dapat melihat kegagalan tersebut dengan cara sederhana, menyegarkan dan tanpa prasangka. Bila itu sudah dapat kita lakukan, biasanya kita melompat ke depan sendirian yang dapat mengejutkan orang lain, menjadi manusia yang sangat kreatif dan tidak mengenal konsep kegagalan. “Kreativitas merupakan ciri dari tokoh-tokoh dunia yang telah mengaktualisasikan dirinya” kata Abraham Maslow.

kumpulan motivasi stia aan