Kebahagiaan yang Menular
oleh Andrie Wongso
Tadi pagi, seorang pemuda berangkat kerja. Ia memanggil taksi dan naik sambil menyapa sopir taksi itu terlebih dahulu.
"Selamat pagi, Pak," katanya sambil tersenyum. "Pagi yang cerah ya?" Lalu ia bersenandung kecil.
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya :) Dengan senang hati, ia melajukan taksinya. Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar Rp20.000, untuk argo yang hampir Rp15.000
"Kembaliannya buat Bapak saja. Selamat bekerja, ya Pak," kata pemuda itu sambil tersenyum.
"Terima kasih," jawab sopir taksi itu dengan penuh syukur.
"Wah...aku bisa sarapan dulu nih," pikir sopir taksi itu. Dan ia pun menuju ke sebuah warung.
"Biasa, Pak?' tanya si mbok pemilik warung.
"Iya biasa, nasi sayur. Tapi untuk hari ini tambahkan sepotong ayam," jawab pak sopir dengan tersenyum.
Setelah selesai makan, ketika membayar nasi, ditambahkannya Rp1000. "Buat jajan anaknya si mbok," begitu katanya.
Dan dengan tambahan uang jajan seribu rupiah, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli dua buah roti pagi ini. Dan satu roti, diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal. Begitulah, cerita bisa berlanjut. Bergulir... seperti "bola salju"...
Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu.
Begitu juga keluarga si mbok.
Teman-teman si anak.
Keluarga mereka.
Semua tertular kebahagiaan! :)
kumpulan motivasi stia aan